Para Kandidat Pelatih Terbaik ISC A 2016 Bulan Agustus
Kita semua tahu, sepakbola adalah sebuah olahraga yang rumit. Memang kemenangan hanya ditentukan oleh tim mana yang mencetak gol lebih banyak. Tetapi, dalam prosesnya, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi yang ditempuh kadang bisa lebih rumit daripada rumus Phytagoras. Ada bola, gawang, lapangan, dan pemain yang memang kasat mata, tetapi ada juga emosi, kecerdasan, dan mental yang secara diam-diam juga menjadi bagian penting. Hal ini masih ditambah dengan adanya ruang yang membutuhkan interaksi untuk bisa dinikmati.
Oleh karena itu, menjadi pelatih sepakbola bukanlah pekerjaan mudah. Dan tak heran jika seorang pelatih hebat kemudian meperoleh banyak julukan untuk mengapresiasi kinerjanya. Sang Inventor, Sang Motivator, Sang Profesor, dan julukan-julukan lainnya Di Indonesi aSoccer Championship A sejauh ini tak sedikit para pelatih hebat yang dengan setia berdiri di pinggir lapangan saat timnya bertanding. Entah sambil melihat arloji mereka, memarahi para pemain-pemainnya, gugup, hingga menatap nanar ke arah lapangan, mereka ingin timnya menang saat wasit meniup peluit akhir pertandingan. Sayangnya, tak semua pelatih tersebut dinaungi keberuntungan. Hingga pekan ke-15 ISC A sudah ada delapan orang pelatih undur diri karena kalah hebat daripada yang lainnya.
Paulo Camargo, mantan pelatih Persija Jakarta, memang sukses membuat pertahanan Persija sekuat bangunan-bangunan kuno peninggalan Belanda di Kota Tua, tetapi dia juga harus bertanggung jawab ketika lini depan Persija tak bisa setajam pisau machete. Dejan Antonic memang mampu membuat Persib Bandung menjadi tim menarik untuk ditonton karena peragaan umpan-umpan pendeknya, tetapi ketika Maung Bandung sering gagal menang, Dejan tahu apa risikonya. Hal-hal yang sama juga berlaku untuk Luciano Leandro, Subangkit, Jafri Sastra, hingga Agus Sutiono.
Pada bulan Juli lalu, menurut FourFourTwo, nama Gomes de Olivera, pelatih Madura United, dinobatkan sebagai pelatih terbaik di ISC A. Dirinya adalah salah satu alasan kuat mengapa delapan orang pelatih dengan reputasi besar tersebut terpaksa dihakimi lebih cepat. Kecerdikan mantan pemain PSIS Semarang tersebut dalam mengurai jaringan taktik yang rumit membuat Madura United tampil galak. Madura United melakukan sapu bersih selama Juli – menang dalam lima pertandingan. Sebuah prestasi yang kemudian membuat Madura United nangkring di peringkat pertama ISC A sementara ini.
Yang kemudian menjadi pertanyaan: pada bulan Agustus ini, apakah Gomes masih menjadi alasan kuat kenapa Dejan Antonic dkk. kehilangan pekerjaannya? Atau, ada pelatih lain yang lebih hebat daripada Gomes?
Berikut ini empat orang pelatih yang layak untuk menjadi kandidat pelatih terbaik ISC A pada bulan Agustus ini.
Gomes de Olivera (Madura United)
Hingga pertengahan Agustus 2016, ISC A sudah berlangsung selama 15 pekan. Di bulan yang sama dengan kemerdekaan bangsa Indonesia ini, masyarakat Madura sepertinya sedang menikmati euforia ganda. Bagaimana tidak, Madura United, tim kebanggaan mereka, sedang berada di titik tertinggi. Kulminasi. Secara mengejutkan, Madura United memimpin klasemen sementara ISC A dengan perolehan 33 angka, unggul dua angka dari Arema Cronus yang berada di peringkat kedua. Dan dengan pendekatan tersebut, nama Gomes de Olivera (sekali lagi) layak untuk dipertimbangkan menjadi pelatih terbaik ISC A pada bulan Agustus ini.
Madura United memang memulai bulan Agustus dengan hasil buruk, di mana mereka kalah dari Semen Padang, 3-1. Saat itu mereka tidak hanya kalah, tetapi juga dihabisi. Selama pertandingan pemain-pemain Madura United seperti dikejar-kejar lebah yang mengamuk. Pressing yang dilakukan anak asuh Nil Maizar tidak pernah kendor selama 90 menit pertandingan. Saat Madura United hanya mampu melakukan tiga kali percobaan tembakan ke gawang Semen Padang, gawang Hery Prasetyo dihujani dengan 13 kali percobaan tembakan, di mana enam di antaranya mengarah tepat sasaran. Madura United kemudian dikatakan beruntung hanya kalah 3-1.
Pasca pertandingan tersebut, seolah lupa bahwa mereka baru saja dihantam badai, Madura United mampu bangkit. Mereka berhasil mengalahkan Persela Lamongan 2-1. Selain mampu mengembalikan timnya ke jalan yang benar, Gomes de Olivera juga mampu membuktikan bawah timnya tidak hanya bergantung kepada Pablo Aracil, penyerang mereka yang sudah tidak mencetak gol dalam tiga pertandingan. Dirinya sukses menjadikan Slamet Nurcahyo dan Bayu Gatra sebagai mesin gol alternatif – kedua pemain tersebut sudah mencetak enam gol sejauh ini. Nama terakhir bahkan sedang berada dalam performa terbaiknya. Selain menjadi pemain yang paling banyak melakukan dribel sukses di ISC A, Gatra juga berhasil disulap menjadi juru assist bagi Madura United.
Madura United masih akan menghadapi Perseru Serui dan Barito Putera pada bulan Agustus ini. Sepertinya hanya kemenangan yang mampu memperkuat peluang Gomes untuk mempertahankan statusnya sebagai pelatih terbaik di ISC A pada bulan ini.
Milomir Seslija (Arema Cronus)
Meski untuk sementara berada di peringkat kedua, Arema Cronus adalah tim yang tetap superior. Mereka masih mempunyai banyak " senjata" yang setiap waktu bisa digunakan untuk menghanguskan lawan-lawannya. Dan secara cerdik, Milomir Seslija mampu memanfaatkannya dengan nyaris sempurna.
Sunarto, Sang Joker, musim ini ditakdirkan menjadi pahlawan Arema karena perhitungan rinci yang dilakukan oleh Seslija. Pelatih asal Bosnia tersebut tahu kapan waktu yang tepat untuk menggunakan senjata rahasianya tersebut. Dan ketika banyak orang mengira bahwa Arif Suyono sudah menjadi seorang pemain tarkam atau mengira Cristian Gonzales lupa bagaimana caranya mencetak gol, Seslija mampu membuat mereka berdua menjadi pembeda, di mana kedua pemain tersebut berhasil mencetak gol penting di dua pertandingan terakhir Arema.
Selain itu, menyoal pertahanan, Singo Edan sejauh ini masih menjadi sebuah tim yang paling sulit untuk dijebol lawan. Kurnia Meiga, kiper Arema, dan Hamka Hamzah, kapten Arema, adalah pemain kelas satu di posisinya. Tetapi tanpa organisasi permainan apik yang menjadi prioritas utama Seslija, Arema bisa saja kebobolan lebih dari enam gol sejauh ini. Organisasi pertahanan Arema membuat tim lawan membutuhkan usaha setengah mati untuk mampu membongkarnya. Hal yang kemudian menyebabkan Arema menjadi tim paling sedikit menerima percobaan tembakan dari lawan-lawannya.
Pada pekan ke-16, Arema akan menjamu Pusamania Borneo FC. Secara kasat mata, Arema berpeluang besar meraih kemenangan. Ujian berat baru akan dihadapi Arema pada pekan terakhir di bulan Agustus, di mana Singo Edan akan dijamu Persib Bandung. Kalayakan Milomir Seslija untuk menjadi pelatih terbaik bulan Agustus akan diuji di pertandingan ini.
Hanafi (Perseru Serui)
"Penampilan pemain luar biasa. Mereka benar-benar menunjukkan perjuangan luar biasa untuk memperoleh kemenangan, dan kita sukses mendapatkan tiga poin. Mereka menunjukkan perjuangan yang tak kenal lelah, dan memberikan hasil positif," Hanafi kegirangan setelah timnya mampu mengalahkan Persiba Balikpapan 1-2. Kemenangan tandang pertama Perseru Serui di ISC A sejauh ini.
Dalam tujuh pertandingan tandang sebelumnya, Perseru Serui memang hanya mampu membawa pulang satu angka – tak heran jika raihan tiga angka di Baikpapan memang layak untuk dirayakan. Meski demikian, ada satu hal lain yang juga layak untuk dirayakan oleh tim asal Papua tersebut: Hanafi, Sang Motivator, berhasil membuat Perseru menang dalam tiga pertandingan secara beruntun -- salah satunya menang WO atas Pusamania Borneo. Hanafi, yang tak pernah segan untuk memuji pemainnya tersebut, secara perlahan berhasil mengangkat Perseru dari jurang yang dalam untuk menikmati udara segar.
Persib Bandung dan Persiba Balikpapan sudah menjadi korban. Jika Madura United dan Bhayangkara Surabaya United tak wasapada, Hanafi akan berada di titik tertinggi pada akhir bulan Agustus ini.
Nil Maizar (Semen Padang)
Jika kelahiran, kematian, dan pajak adalah kepastian di dunia ini, kemenangan Semen Padang saat berlaga di Stadion Agus Salim adalah kepastian di ISC A sejauh ini. Mungkin, Kabau Sirah, julukan Semen Padang, juga mampu memborgol petir saat bertanding di stadion keramat tersebut.
Pada awal bulan Agustus ini, Semen Padang sukses menghentikan rekor kemenangan yang diraih oleh Madura United dan Bhayangkara Surabaya United saat berlaga di Agus Salim. Bahkan, anak-anak asuhan Nil Maizar tersebut melakukannya dengan cara meyakinkan: mendominasi pertandingan dan membuat lawan kesulitan untuk mengembangkan permainan. Menariknya, Kabau Sirah mampu melakukannya dengan mengandalkan seluruh pemainnya, bukan hanya satu atau dua orang pemain saja. Dalam bertahan, secara kompak pemain-pemain Semen Padang mampu melakukan zonal marking atau high pressing dalam dua pertandingan tersebut. Sedangkan saat menyerang, hampir semua pemain Semen Padang ikut terlibat aktif. Berdasarkan data dari Labbola, penyedia data statistik sepakbola Indonesia, sebelas orang pemain Semen Padang yang terlibat dalam pertandingan saat melawan Madura United mempunyai pengaruh yang cukup signifikan.
Tentu saja apa yang diraih oleh Semen Padang tersebut tak lepas dari peran Nil Maizar, Sang Juru Taktik. Bukan sebuah rahasia umum jika Nil adalah salah satu pelatih paling visioner yang dimiliki oleh Indonesia. Saat orang lain mengira bahwa Nur Iskandar adalah penyerang tak berguna karena sering mebuang peluang, mantan pelatih timnas tersebut membuat Nur menjadi penyerang paling hebat dalam membantu pertahanan. Vendri Mofu, yang sering dianggap sebagai gelandang kelas dua, diapresiasi Nil karena daya jelajahnya yang luar biasa. Selain dua pemain tersebut, ada Irsyad Maulana dan Rico Simanjuntak yang meroket karena sentuhan Nil Maizar.
Dalam dua pertandingan terakhir di bulan Agustus, Semen Padang akan bertandang ke markas Mitra Kukar dan Persegres Gresik United. Meski Semen Padang mempunyai rekor tandang yang buruk di ISC A sejauh ini, mengingat performa mengerikan Semen Padang belakangan ini, bukan tidak mungkin Nil mampu membuat timnya membawa pulang angka sempurna. Dan saat itu benar-benar terjadi, tak ada yang lebih pantas untuk menjadi pelatih terbaik ISC A bulan Agustus daripada dirinya.